Minggu, 21 Juni 2009

Peer 2 Peer


Jaringan P2P (Peer-To-Peer)

Posted by: Wim Permana on: Agustus 29, 2007
oleh:
Agus Zuliardi (03/171548/PA/09839)
Faris Rusdi (03/171093/PA/09759)
Gunadi Anwar (03/168403/PA/09544
Joshua R.T.P. (03/165106/PA/09229)
Prasetyo (03/171141/PA/09769)
Wim Permana (03/165273/PA/09313)
Yudha W.P. (03/165156/PA/09253)
Program Studi Ilmu Komputer
Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2006
1. Pengantar
Jaringan P2P (peer-to-peer) telah lahir dan berkembang secara dramatis seiring meledaknya teknologi informasi dan komunikasi. Di abad internet saat ini, para netter tentu sudah pasti tidak asing lagi dengan nama Gnutella, Kazaa, atau Napster. Ketiga nama ini merupakan contoh jelas dan sederhana untuk menggambarkan betapa hebatnya sebuah jaringan yang bersifat “persahabatan/pertemanan”.
Gebrakan awal teknologi ini dipelopori oleh Usenet News Servers yang banyak didominasi/diisi dengan newsgroup. Tom Truscott dan Jim Ellis, dua mahasiswa yang membuat aplikasi untuk Usenet, mungkin tidak akan menyangka kalau aplikasi yang dulu mereka buat kini telah mampu mengubah paradigma manusia tentang banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hak cipta (copyright), yang sampai sekarang masih menjadi polemik dunia industri musik di Amerika Serikat. Jadi, jika ada netter yang buta tentang teknologi ini, mungkin dia termasuk orang yang telah tidur selama 9 bulan di atas kasurnya tanpa pernah membuka mata sedetik pun. Ini adalah sindiran Todd Sundsted, Chief Architect dari PointFire, Inc. yang menulis artikel di situs IBM tentang teknologi sederhana nan mengagumkan ini.
2. Sejarah Singkat P2P
Tahun 1979, Usenet, sebuah aplikasi terdistribusi (baca: tidak tersentralisasi/ distributed) yang dibuat oleh Tom Truscott dan Jim Ellis, lahir di Amerika Serikat. Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup. Pada tahun-tahun itu, dunia belum mengenal dan mampu menikmati layanan internet sebaik dan secepat seperti saat ini. Umumnya, berkas-berkas yang berada di dalam komputer milik pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files (berkas yang berisi data yang diproses atau ditransmisikan mulai dari awal hingga akhir). Biasanya, para pengguna saat itu saling bertukar data di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah negara besar ketika jalur telepon untuk SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) sedang sepi. Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi aplikasi ini menjadi tidak terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap menjadi aplikasi yang tidak memiliki pusat kendali (server). Bahkan hingga hari ini.
Aplikasi P2P generasi awal lain yang sukses dan populer adalah FidoNet. Laiknya Usenet, FidoNet juga digunakan secara terdistribusi. Aplikasi ini dibuat oleh Tom Jennings pada tahun 1984 sebagai cara untuk bertukar pesan diantara pengguna-penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang berbeda.
Baik Usenet maupun FidoNet dapat menjadi contoh betapa hebatnya teknologi P2P. Sampai detik ini, keduanya masih lestari. Uniknya, sekarang keduanya sudah tidak sendiri lagi. “Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut menggebrak dunia maya. Sebut saja Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.
3. Pengertian P2P
Jaringan komputer P2P termasuk sebuah cabang (subset) dari bidang komputasi terdistribusi. Namun komputasi terdistribusi sendiri bukanlah cabang dari P2P. Sebutan “peer-to-peer” mengisyaratkan sebuah hubungan kesetaraan (egalitarian relationship) diantara para peer (baca: pengguna satu dengan yang lainnya). Dan yang terpenting, hubungan ini haruslah menghasilkan interaksi langsung antara komputer pengguna yang satu dengan komputer pengguna lainnya. Tanpa embel-embel ada komputer yang berstatus sebagai client dan berstatus sebagai server.
Secara teknis, jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang memungkinkan semua komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus sebagai server yang memiliki kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus menerima berkas-berkas atau sumber daya (resource) yang ada dalam komputer mereka ke komputer lainnya.




Software P2P: Riwayatmu Dulu dan Nasibmu Kini

- Penulis: Romi Satria Wahono
- Bahasa: Indonesia
- Jumlah Halaman: 2
- Format file: HTML, PDF
- Publisher: BeritaIptek.Com, IlmuKomputer.Com
- Tahun terbit: Oktober 2002
- Download makalah: romi-p2p.zip

Peer-to-peer (P2P), nama ini mungkin agak kurang kita kenal, meskipun sebagian besar dari kita adalah pecandu software ini. Ya, salah satu jenis software ini adalah Napster yang dulu sangat kita gemari.
P2P dalam Sejarah
Tentu kita semua masih ingat, bagaimana Napster telah membuat sejarah dalam dunia software. Perusahaan Napster, Inc didirikan oleh seorang mahasiswa Northeastern Univesity yang drop-out, bernama Shawn Fanning pada tahun 1999. Shawn Fanning membuat software P2P bernama Napster dengan tujuan utama untuk mensharing file musik mp3 antara satu PC dengan PC lain (peer-to-peer). Boom Napster melanda pengguna Internet seluruh dunia pada waktu itu. Dalam waktu beberapa bulan setelah Napster diluncurkan, dilaporkan bahwa pengguna Napster telah mencapai lebih dari 20 juta orang.
Terjadi anti klimaks dalam perkembangan Naspter setelah pengadilan Amerika Serikat memenangkan tuntutan Recording Industry Association of America (RIAA). RIAA menuntut Napster karena melanggar undang-undang hak cipta industri musik dengan melakukan sharing musik mp3 yang mereka lakukan lewat Internet. Dukungan puluhan akademisi dan lembaga pendidikan terhadap Napster tidak menggoyahkan pengadilan Amerika Serikat untuk mengetok palu syahnya tuntutan RIAA.
P2P sebenarnya bukanlah merupakan teknologi baru. P2P sudah dikembangkan orang sejak 20 tahun yang lalu. Dan kalau kita cermati microsoft sudah memasukan teknologi P2P ini pada operating system windows, untuk menshare file dan printer. Demikian juga dengan game Doom, Lotus Notes, program ICQ, atau pada perangkat Modem. Pada hakekatnya software-software tersebut telah menggunakan teknologi P2P, meskipun dalam bentuk yang relatif primitif. Generasi berikut dari software pemakai teknologi P2P adalah Gnutella dan Napster.
P2P Dewasa Ini
Setelah Napster boleh dikata "mati" karena keputusan pengadilan, bukan berarti bahwa ini mematikan perkembangan software P2P secara umum. Justru dengan adanya tragedi Napster ini, mengangkat nama software P2P menjadi killer application dan yang paling digemari oleh pengguna internet. Produsen software pun berlomba-lomba untuk mengembangkan software P2P pengganti Naspter, dengan kemampuan yang lebih dahsyat. Dilaporkan bahwa pengguna software P2P ini naik tajam dalam jangka waktu yang sangat pendek, dan saat ini sudah mencapai ratusan juta pengguna.
Menurut laporan dari www.download.com, saat ini software P2P yang paling banyak didownload oleh pengguna internet adalah KAZaA Media Desktop (diproduksi Sharman Network, Inc.). Tercatat sampai awal September 2002, sudah lebih dari 114 juta pengguna internet yang mendownloadnya. Peringkat nomor dua adalah Morpheus (diproduksi oleh Streamcast Networks, Inc.), dimana lebih dari 101 juta pengguna telah mendownloadnya Kemudian sebagai peringkat ketiga adalah iMesh (diproduksi oleh iMesh, Ltd.) yang telah didownload oleh sekitar 33 juta orang. Selain dari itu, lebih dari 130 jenis software P2P bisa kita download dari www.download.com, baik yang berupa freeware maupun shareware. Kalau kita cermati dari software-software P2P diatas, fokus P2P saat ini bukan lagi hanya untuk sharing file musik mp3, tapi juga merambah ke hampir seluruh jenis file elektronik yang ada, video, audio, software, dokumen, images, dsb.
Di Jepang sendiri software p2p bernama WinMX cukup popular digunakan. Kemungkinan besar hal ini karena tersedianya kemampuan pencarian (searching) dalam karakter bahasa Jepang, yang jarang didapatkan pada software p2p pada umumnya. Namun pengguna WinMX di Jepang harus berhati-hati karena polisi Jepang cukup sigap dalam menangkapi pemakai dan maniak WinMX, dengan tuduhan pelanggaran hak cipta. Tercatat sejak akhir tahun 2001, beberapa mahasiswa pemakai WinMX di Jepang telah ditangkap dan dipenjara oleh polisi Jepang.
Melihat Dari Dekat Teknologi P2P
Setelah memahami sejarah dan keadaan mutakhir dari teknologi P2P, marilah kita pelajari kembali P2P secara lebih mendetail. Definisi peer-to-peer (P2P) adalah suatu teknologi sharing (pemakaian bersama) resource dan service antara satu computer dan computer lain. Resource disini bisa berwujud memori, CPU time, disk storage (harddisk, floppy disk, CDROM, dsb), file dalam disc storage, informasi, dsb. Definisi lain yang lebih teknis tentang P2P adalah sistem komputerisasi client-server dimana suatu mesin (komputer) berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server, sehingga memungkinkan komunikasi dan pertukaran resource antara dua computer secara langsung (real time).
Beberapa keuntungan pemakaian teknologi P2P adalah:
  • Mengurangi beban kerja server
  • Mengurangi biaya peng-administrasi-an server terpusat
  • Kolaborasi antara dua orang (pekerja) dalam satu tim bisa berjalan lebih baik dan cepat
Dibalik keuntungan dan kepraktisan pemakaian teknologi P2P, sebenarnya ada beberapa bom waktu didalamnya. Salah satu bom waktu teknologi P2P saat ini adalah masalah security (keamanan). Meskipun di satu sisi beban kerja server menjadi rendah karena terdistribusi, di sisi lain tak bisa dipungkiri bahwa kontrol dan filter security terhadap suatu sistem kerja yang terdistribusi adalah sangat sulit. Sebagai pengguna software P2P, kita pun harus bersiap diri dengan adanya virus, trojan dan cracker yang akan masuk ke komputer dan mengobrak-abrik file-file kita tanpa kita sadari. Perlu disadari bahwa software P2P yang kita miliki adalah bisa sebagai sarana alternatif tempat masuk virus dari luar selain lewat software mailer kita.
Selain itu, produsen dan penyedia layanan software P2P sepertinya harus lebih sigap dalam menyiapkan lawyer-lawyer mereka untuk bertanding di pengadilan. Dilaporkan bahwa Recording Industry Association of America (RIAA) yang telah sukses membunuh Napster di pengadilan, bersama dengan Motion Picture Association of America (MPAA) dan studio-studio besar Hollywood tampaknya telah bersiap-siap untuk kembali mempersoalkan masalah hak cipta. Kini mereka sedang menjajagi untuk menuntut perusahaan-perusahaan produsen dan penyedia layanan software P2P penerus Napster, diantaranya adalah Streamcast Networks, Inc (Morpheus) dan Sharman Network, Inc. (KAZaA Media Desktop). Marilah kita tunggu pertarungan penentuan hidup atau mati software-software P2P tersebut.



P2P

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
P2P merupakan singkatan dari Peer-to-Peer (bahasa Inggris) atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi “berbagi-berkas” (file sharing) seperti Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas.
Sistem P2P yang sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam mengarahkan lalulintas komunikasi informasi-, pemrosesan-, dan penugasan pembagian bandwidht yang intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban oleh server pusat.
Aplikasi P2P yang sebenarnya memerlukan satuan tim-tim kecil dengan ide cemerlang untuk mengembangkan perangkat lunak dan bisnis-bisnis yang mungkin dilakukan oleh perangkat tersebut – dan mungkin saja bisa membuat perusahaan besar yang sudah ada gulung tikar. P2P yang sebenarnya, bila diaplikasikan pada pasar yang sudah matang dan stabil adalah teknologi yang "mengganggu".
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada akhir dekade 1980-an, ketika jaringan komputer dan tentunya juga komputer telah mulai masuk ke dalam salah satu barang wajib dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar. Tetapi, arsitektur ini berkembang dalam jaringan yang terlalu kecil untuk memiliki sebuah server yang terdedikasi, sehingga setiap komputer klien pun menyediakan layanan untuk berbagi data untuk melakukan kolaborasi antara pengguna.
Jaringan peer-to-peer pun mulai banyak digemari ketika Microsoft merilis sistem operasi Windows for Workgroups, meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Karakteristik kunci jaringan tersebut adalah dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah server pusat yang mengatur klien-klien, karena memang setiap komputer bertindak sebagai server untuk komputer klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan metode klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi relatif lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa tahun terakhir, khususnya ketika jaringan Internet menjadi jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira pada akhir dekade 1990-an, di saat banyak pengguna Internet mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan menggunakan metode peer-to-peer dengan menggunakan program Napster yang menuai kritik pedas dari industri musik, seperti halnya Metallica dan banyak lainnya. Napster, pada saat dituntut oleh para pekerja industri musik, dikatakan memiliki anggota lebih dari 20 juta pengguna di seluruh dunia. Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan menggunakan konsep ini: eDonkey, Kazaa, BitTorrent, dan masih banyak lainnya. Meski banyak aplikasi peer-to-peer ini digunakan oleh pengguna rumahan, ternyata sistem ini juga diminati oleh banyak perusahaan juga.

Daftar isi








Dipublikasikan tanggal 21 Aug 2008
Ditulis dalam kategori Efek Foto, Tutorial Photoshop Lanjut, oleh Sadewo
Pada tutorial photoshop kali ini, akan saya gunakan untuk membahas cara membuat efek kartun. Seperti yang pernah saya janjikan pada akhir tutorial Photoshop membuat efek komik. Dan seperti yang saya utarakan di halaman awal, bahwa efek ini lumayan rumit pembuatannya. Untuk dapat membuat efek ini, sebelumnya harus lebih dulu memahami penggunaan palet layer, pembuatan garis dan shape dengan Pen tools, dan pemilihan warna. Selain itu, jika mempunyai pengetahuan tentang anatomi wajah / tubuh manusia, akan merupakan sebuah ketrampilan tambahan yang berguna.

Pada efek kartun kali ini, kita akan membuat banyak bentuk-bentuk secara manual menggunakan Pen Tools. Tehnik seperti ini ada juga yang menyebut sebagai tracing. Sebenarnya, tehnik seperti ini akan lebih cocok bila dijalankan pada Adobe Illustrator. Namun karena pokok bahasan kita adalah Photoshop, maka sekarang kita coba menggunakan Photoshop saja, walaupun tentunya cara pembuatannya akan lebih rumit.
Jika ingin melihat contoh lain dari gambar trace ini, beberapa hari yang lalu pernah saya buatkan. Bisa dilihat di Galeri halaman 2.

Langkah pembuatan trace pada foto

Langkah 1
Bukalah sebuah foto dengan Photoshop. Pada contoh tutorial ini, saya menggunakan foto Mas Wasidi aka Si Kecil.
tutorial photoshop trace efek kartun 1
Langkah 2
Karena kondisi foto ini terlalu gelap, maka agar lebih nampak perbedaan antara daerah gelap dan terangnya, maka saya atur dulu pewarnaannya menggunakan Image > Adjustment > Shadow Highlights.
tutorial photoshop trace efek kartun 2
Langkah 3
Duplikat layer background ini, agar kita mempunyai cadangan foto yang aslinya. Untuk jaga-jaga, siapa tahu nanti membutuhkan gambar aslinya. Dan memang akhirnya kita juga butuh foto aslinya, untuk membuat bentuk-bentuk yang agak rumit, misalnya mata dan bibir.
Cara untuk menduplikat ini bisa dengan Ctrl + J, atau dengan menarik nama layer ke arah icon Create New Layer.
Langkah 4
Pilih menu Image > Adjustment > Posterize. Isikan nilai yang kecil. Misalnya 4.
tutorial photoshop trace efek kartun 3
Tujuan langkah ini adalah untuk mengurangi jumlah warna yang digunakan.
Langkah 5
Duplikat lagi layer foto yang sudah diposterize ini. Ubah blending option menjadi Darken.
tutorial photoshop trace efek kartun 4
Pilih menu Filter > Blur > Gaussian Blur. Atur nilai Radius secukupnya, sambil melihat gambar aslinya (jangan melihat gambar preview pada kotak dialog Gaussian Blur). Tujuan langkah ini adalah untuk membuat agar muncul perbatasan yang lebih tegas pada tiap warna yang ada.
tutorial photoshop trace efek kartun 5
Langkah 6
Sekarang kita mulai langkah pembuatan layer untuk melakukan trace.
Buatlah sebuah layer baru, dengan cara melakukan klik pada icon Create a new layer (di gambar dibawah ini saya tandai dengan lingkaran merah) . Kemudian ubahlah nilai opacity pada layer ini hingga 0% (saya tandai dengan lingkaran biru).
tutorial photoshop trace efek kartun 6
Langkah 7
Pilih Pen tools pada tool box photoshop (lingkaran merah pada gambar tutorial photoshop di bawah ini).
tutorial photoshop trace efek kartun 7
Kemudian lakukan pengaturan pada option bar. Pilihlah icon Shape layers (gambar lingkaran biru). Klik icon segitiga geometri option (gambar lingkaran hijau), kemudian beri tanda cek pada pilihan Rubber Band.
Di sebelah kanan dari pengaturan tersebut, terdapat beberapa icon lagi (gambar lingkaran ungu). Tentunya sudah Anda pelajari pada tutorial photoshop sebelum ini. Jika belum, silahkan dibaca dulu pada Cara Pembuatan Shape.
Sedangkan tentang penggunaan pen tool bisa dibaca pada Tutorial Photoshop yang judulnya Membuat Seleksi Dengan Path.
Langkah 8
Buatlah bentuk shape menggunakan Pen tool. Buatlah mengikuti bentuk wajah pada foto.
tutorial photoshop trace efek kartun 8
Buatlah garis path ini melingkar hingga menyambung dari titik awal sampai akhir, sehingga terjadi sebuah bentuk bangun.
tutorial photoshop trace efek kartun 9
Langkah 9
Ulangi langkah ke-6 dan ke-7, namun kali ini buatlah bentuk shape pada area warna yang lain. Setiap bentuk shape dibuat pada sebuah layer baru.
tutorial photoshop trace efek kartun 10
tutorial photoshop trace efek kartun 11
Jumlah bentuk shape yang dibuat kita batasi antara 2 sampai 4 warna saja.
Langkah 10
Ubahlah nilai opacity pada layer-layer shape yang sudah kita buat tadi. Opacity kita buat hingga 100%. Sehingga nampak foto tertutupi oleh warna-warna.
Untuk mengubah warna pada setiap layer shape, lakukan dengan cara melakukan klik 2 kali pada thumbnail layer-nya. Kemudian pilih salah satu warna.
tutorial photoshop trace efek kartun 12
Sebagai panduan dalam memilih warna-warna kulit, berikut ini saya sertakan beberapa warna yang bisa Anda gunakan.
tutorial photoshop trace efek kartun 13
Ubahlah setiap warna pada semua bagian wajah tersebut.
tutorial photoshop trace efek kartun 14
Saat membuat bentuk shape pada area warna yang lain, jika ada layer yang menutupi sehingga kita kesulitan untuk menentukan bentuk shape, maka untuk sementara icon mata pada layer yang menutupi bisa dimatikan dulu atau di kurangi dulu opacity-nya.
tutorial photoshop trace efek kartun 14a
Kemudian ulangilah lagi membuat bentuk shape pada semua bagian tubuh, hingga keseluruhan foto tertutup oleh bentuk-bentuk shape.
tutorial photoshop trace efek kartun 15
Pada bagian mata dan bibir, karena bagian ini termasuk bagian pokok dalam mengenali wajah seseorang, kita perlu mematikan dulu beberapa icon mata pada palet layer. Sehingga kita bisa membuat trace dengan melihat bentuk aslinya yang belum ter-posterize.
Untuk bagian jenggot, saya menggunakan Brush tool berukuran kecil yang disapukan pada gambar dengan pengaturan Brush preset Scattering.
Langkah 11
Untuk membuat latar belakang pada foto, buatlah sebuah layer baru yang diletakkan pada urutan sebelah bawah dari bentuk-bentuk shape tersebut. Layer baru ini bisa diisi warna sesuka Anda, dengan memilih menu Edit > Fill.
tutorial photoshop trace efek kartun 16
Warna tidak harus putih, Anda bisa juga menggunakan warna-warna lain, misalnya dengan Gradient Tools seperti berikut ini.
tutorial photoshop trace efek kartun 17
Jika semua gambar akan dijadikan satu, bisa dilakukan dengan memilih menu Layer > Flatten Image.
Selamat mencoba tutorial membuat kartun dengan Photoshop ini.

Tutorial yang terkait



LANJUTKAN...